asal mula balikpapan
Kota Balikpapan
ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Balikpapan)
Lambang Balikpapan Motto: Kota Beriman Semboyan: Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing (bahasa Banjar: Apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya) Julukan: Kota Minyak | |
Peta lokasi Balikpapan Koordinat: 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 BT | |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Hari jadi | 10 Februari |
Dasar hukum | UU RI No. 27 Tahun 1959 |
Pemerintahan | |
- Wali kota | Rizal Effendi |
- APBD | Rp 1,27 Triliun (2007)[1] |
- DAU | Rp. 268.135.688.000,-(2011)[2] |
Luas | 503,3 km² |
Populasi | |
- Total | 639.031(31,12,2011) |
- Kepadatan | 1.270/km² |
Demografi | |
- Suku bangsa | Banjar, Paser Balik, Kutai, Dayak Tonyooi-Benuaq, Jawa, Bugis dan hampir semua suku di Indonesia. |
- Agama | Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Kaharingan, Konghucu |
- Bahasa | Indonesia, Banjar[3] |
- Zona waktu | WITA (UTC+8) |
- Kode area telepon | 0542 |
- Bandar udara | Sepinggan |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 5 |
- Kelurahan | 27 |
- Fauna resmi | Beruang madu |
- Situs web | http://www.balikpapan.go.id |
Daftar isi |
Asal-usul dan sejarah
Hikayat populer mengenai asal-usul nama Balikpapan
Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota ini yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu: [8]- Adanya 10 keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Kesepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.[9]
- Suku Pasir Balik (Suku Asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng - Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).
- Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Kota Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ketangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya putri tersebut dinamakan Balikpapan.
- Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan Seminar Sejarah Kota Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran pertama minyak di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co. [10]
Kutai
Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai.[11][12][13] Tahun 1942 Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan.[14] Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negeri Kutai, Paser dan Berau diklaim sebagai wilayah kedaulatan Kesultanan Banjarmasin.[15] Pada 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam telah menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan VOC, yang kemudian diperbaharui lagi pada tanggal 4 Mei 1826 di masa Sultan Adam. Sesudah itu Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda. Tahun 1844, negeri Kutai secara resmi menjadi wilayah protektorat Hindia Belanda.[16] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[17] Tahun 1855, Kutai merupakan sebagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo.[18]Hindia Belanda
Dengan ditemukannya sumber-sumber minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga dan Muara Badak). Pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para Staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM. Wilayah Balikpapan pada tahun 1930 itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[19]Jepang
Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari 1942, armada Jepang dibawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda. [20][21] Wilayah Balikpapan saat itu meliputi Balikpapan Seberang (Penajam).[22] Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara Sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu dibawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang. [23][24][25][26]Indonesia
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi kilang minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.Demografi
Perkembangan populasi penduduk Balikpapan.No. | Tahun | Populasi |
1 | 1920 | 11.823 jiwa [27] |
2 | 1930 | 23.411 jiwa [27] |
3 | 1990 | 344.405 jiwa [28] |
4 | 2000 | 396.909 jiwa[29][30] |
5 | 2005 | 469.884 jiwa [28] |
6 | 2011 | 639.031 jiwa [31] |
Jumlah pendatang di Balikpapan (2011)
Bulan | Pendatang |
---|---|
Februari | 1.774 |
Maret | 1.899 |
April | 3.441 |
Mei | 1.879 |
Juni | 2.487 |
Juli | 2.586 |
Agustus | 2.352 |
September | 1.236 |
Oktober | 2.105 |
November | 1.077 |
Desember | 1.625 |
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Balikpapan[32]
Suku bangsa yang ada
Ada 5 budaya dasar masyarakat asli di Kalimantan yang disebut Rumpun Kalimantan[33], 4 di antaranya terdapat di Kalimantan Timur, khususnya kota Balikpapan yaitu: Banjar, Kutai, Dayak, Paser yang biasa disingkat Komunitas BAKUDA atau BAKUDAPA jika dihitung mencapai 31,39% populasi (sensus tahun 2000). Diantara keempat suku tersebut, suku Banjar merupakan yang terbanyak.[34] Selain 4 suku di atas, banyak pula suku-suku dari pulau Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya.[35] Suku-suku yang membentuk populasi Balikpapan yaitu:- Suku Paser 8,77%
- Suku Kutai 10,43%
- Suku Banjar 12,19%
- Suku Bugis 14,44%
- Suku Jawa 29,76%
- Rumpun Tionghoa 16,76%
- Suku Minahasa 6,81%
- Suku Batak 3,21%
- Suku Aceh 2,08%
- Suku Gayo 1,08%
- Suku Gorontalo 0,06%
Bahasa daerah
Bahasa daerah yang sering digunakan adalah :Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah Bahasa Indonesia.
Adat perkawinan
Penduduk kota Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:- Suku Kutai
- Suku Dayak
- Suku Banjar
- Suku Bugis
- Suku Jawa
- Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan Flores
Universitas/Perguruan Tinggi
Rumah ibadah
Rumah ibadah yang terdapat di Balikpapan antara lain :- Masjid Istiqomah, Pertamina
- Masjid At-Taqwa, Klandasan
- Masjid Al-Amin, Sepinggan
- Masjid Da'watul Falah, Sepinggan
- Masjid Al-Falah, Batakan
- Masjid Nurul Iman, Balikpapan Selatan
- Mahavihara Buddha Manggala
- Gereja Santa Theresia Prapatan
- Gereja Kristus Yesus
- Pura Giri Jaya Natha
- HKBP Balikpapan, Resort Kalimantan Timur
- GPIB Maranatha
- Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan
Geografi
Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini juga beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.Batas wilayah
Letak astronomis Kota Balikpapan berada di antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 50.330 ha atau sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:Utara | Kabupaten Kutai Kartanegara |
Selatan | Selat Makassar |
Barat | Kabupaten Penajam Paser Utara |
Timur | Selat Makassar |
Pembagian wilayah dan pemerintahan
Kecamatan
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:Menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:
- Kecamatan Balikpapan Timur
- Kecamatan Balikpapan Selatan
- Kecamatan Balikpapan Tengah
- Kecamatan Balikpapan Utara
- Kecamatan Balikpapan Barat
Kelurahan
Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru secara definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kelurahan, yaitu:- Manggar
- Manggar Baru
- Lamaru
- Teritip
- Prapatan
- Klandasan Ulu
- Klandasan Ilir
- Damai
- Gunung Bahagia
- Sepinggan
- Gunung Sari Ilir
- Gunung Sari Ulu
- Mekar Sari
- Karang Rejo
- Sumber Rejo
- Karang Jati
- Gunung Samarinda
- Muara Rapak
- Batu Ampar
- Karang Joang
- Baru Ilir
- Margo Mulyo
- Marga Sari
- Baru Tengah
- Baru Ulu
- Kariangau
- Telaga Sari
Mendapatkan status kota
Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan wali kota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legislatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat di antaranya kantor POLDA (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.Walikota
Berikut adalah nama-nama pejabat wali kota Balikpapan:- H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)
- Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)
- Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)
- Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)
- Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)
- Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)
- H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)
- Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)
- Imdaad Hamid (Juni 2001 - 29 Mei 2011)
- H.M. Rizal Effendi, SE.(29 Mei 2011 - kini)[36]
Ekonomi dan Penduduk
Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus menerus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kota memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda dan lain-lain. Selain dibanjiri oleh begitu banyak pendatang, banyak perusahan-perusahaan asing yang berinvestasi di Balikpapan.
Komentar
Posting Komentar